Laki-laki sunat dilakukan dengan berbagai alasan. Laki-laki sunat karena ajaran agama, tradisi budaya, hingga alasan medis. Terlepas dari berbagai keputusan laki-laki sunat ternyata ada berbagai manfaatnya setelah tindakan sunat. Lembaga Pengendalian Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan jika, sunat bisa mencegah penularan penyakit HIV dan juga risiko penyakit kelamin. Selain itu sunat juga bisa mencegah terjadinya kanker penis.
Beda antara penis yang disunat dan tidak
Perbedaan laki-laki sunat dengan yang tidak adalah pada ada tidaknya kulit kulup penis. Penis yang sudah sunat tidak lagi memiliki kulup yang menempel pada ujung kepala penis. Sementara itu untuk pria yang belum sunat masih tertutup atau terbungkus oleh kulit kulup penis.
Kulup penis sendiri memiliki manfaat untuk melindungi kepala penis dari gesekan dan juga kontak langsung dengan pakaian. Selain itu kulup penis juga bisa meningkatkan gairah saat berhubungan seksual. Hal ini karena kulup penis memiliki serabut saraf yang bisa sangat responsif terhadap rangsangan bahkan sentuhan lembut sekalipun.
Tanpa kulup, kepala penis yang lembab dapat menjadi kering dan semakin lama akan menebal yang berguna untuk melindungi diri dari terjadinya gesekan. Tentunya hal ini bisa menurunkan sensitivitas penis pria terhadap rangsangan. Selain perbedaan di atas, tidak ada lagi perbedaan signifikan antara penis yang disunat dengan yang tidak disunat.
Mengapa pria harus sunat?
Tindakan sunat sebaiknya dilakukan karena bisa mencegah risiko masalah pada penis yang bisa memengaruhi kesuburan. Penyakit seperti fimosis dan balanitis adalah dua jenis penyakit yang umum dan berpengaruh pada masalah kesuburan pria. Dilansir dari Mayo Clinic (2020), penyakit fimosis dan juga balanitis terjadi pada 3,5% pria yang tidak disunat.
Penyakit fimosis terjadi saat kulup penis tidak bisa menarik diri ke bawah atau terperangkap ke belakang penis saat sedang ereksi karena terlalu ketat. Penyakit fimosis bisa membuat pria menjadi terganggu kesuburannya. Hal ini karena kulup yang terlalu ketat bisa menghambat sel sperma saat terjadi ejakulasi untuk bisa masuk ke dalam vagina. Dalam kondisi yang cukup serius, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada penis dan semakin menurunkan kualitas kesuburan pada pria.
Sementara itu, penyakit balanitis sendiri adalah kondisi pembengkakan pada kulit kulup dan juga kepala penis. Penyakit balanitis menyebabkan penis terasa gatal. meradang dan juga memerah. Peradangan yang terjadi akibat penis tidak sunat akan menghambat keluarnya sperma, sehingga berpengaruh pada kesuburan pria. Dengan tindakan medis sunat, maka dua penyakit ini kemungkinannya akan kecil terjadi pada pria.
Apakah sunat meningkatkan kesuburan laki-laki
Meskipun sunat bisa mengurangi laki-laki berisiko terkena penyakit menular seksual. Namun, sampai saat ini belum ada data dan penelitian lebih lanjut terkait pengaruhnya pada kesuburan pria. Hal ini karena pada pria tidak sunat pun belum tentu berdampak buruk pada kesuburan reproduksi pria.
Kesuburan pria bergantung pada produksi sperma berkualitas yang dimiliki. Mengutip Healthline (2021), sperma yang berkualitas sendiri memiliki tiga faktor penting, seperti jumlah, bentuk dan juga gerakan yang lincah pada sperma. Jika terdapat satu saja kelainan pada sperma maka risiko kemandulan bisa meningkat. Secara lebih luas, gaya hidup dan juga pola makan bisa berpengaruh terhadap kualitas sperma dan kesuburan pada pria.
Selain itu, pria juga perlu menjaga kebersihan penisnya. Kulup bisa menjadi tempat berkumpulnya kotoran. Hal ini dapat n menyebabkan penyakit infeksi pada bagian sistem reproduksi pria. Karena hal inilah yang bisa menjadi perantara penyebaran infeksi pada pasangan wanita. Selain itu, infeksi pada vagina bisa menjadi salah satu faktor risiko yang bisa mengganggu kesuburan pada wanita.
Tindakan sunat, bisa memudahkan pria untuk menjaga kebersihan pada penis. Penis yang terjaga kebersihannya maka akan meningkatkan kesuburan dan bisa terhindar dari risiko infeksi serta penyakit.
