Cegah HIV Dengan Khitan Dewasa

Pernah mendengar salah satu manfaat sunat/khitan adalah membantu menghindari risiko HIV? Apa sih HIV itu, gejalanya, cara mencegahnya dan apa alasanya khitan bisa mencegah HIV? Yuk, simak pembahasan berikut ini.

Apa itu HIV?

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh. HIV seringkali disamakan dengan AIDS, padahal keduanya merupakan dua kondisi yang berbeda. AIDS merupakan kondisi saat HIV sudah pada tahap infeksi akhir.

virus ini menyerang serta menghancurkan sel CD4 yang menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia untuk membantu melawan infeksi.

Hancurnya sel CD4 dapat melemahkan fungsi sistem imun, akibatnya mudah terinfeksi virus ini dan membuat tubuh seseorang rentan terhadap berbagai penyakit.

Di Indonesia berdasarkan data laporan akhir tahun Kementerian Kesahatan, pada tahun 2011 tercatat sebanyak 64,9 persen laki-laki terinfeksi AIDS. Pada rentang Januari-Maret 2017, data dari Kemenkes RI menunjukkan, tercatat lebih dari 10.000 laporan infeksi HIV, dan tidak kurang dari 650 kasus AIDS di Indonesia.

klik banner konsultasi via wa

Apa saja gejala HIV?

Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap infeksi akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk antibodi untuk melawan virus HIV.

Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah infeksi terjadi. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh kembali. Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah virus di aliran darah cukup tinggi. Oleh karena itu, penyebaran infeksi lebih mudah terjadi pada tahap ini.

Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat

Dapat berlangsung hingga beberapa minggu, yang meliputi:

  • Demam
  • Muncul ruam di kulit.
  • Nyeri pada sendi dan otot.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Sakit kepala.
  • Sakit perut.
  • Sakit tenggorokan dan sariawan.

Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap laten dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini, virus HIV semakin berkembang dan merusak kekebalan tubuh.

Gejala infeksi HIV pada tahap laten

Bervariasi. beberapa penderita tidak merasakan gejala apapun selama tahap ini. Akan tetapi, sebagian penderita lainnya mengalami sejumlah gejala, seperti:

  • Berat badan turun.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Mual dan muntah
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Sakit kepala.
  • Tubuh terasa lemah.

Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV semakin berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga, yaitu AIDS. Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah, sehingga membuat penderita lebih mudah terserang infeksi lain.

Gejala AIDS meliputi:

  • Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.
  • Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang.Keluhan ini kemungkinan menandakan adanya sarkoma Kapos
  • Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
  • Diare kronis.
  • Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan.
  • Infeksi jamurdi mulut, tenggorokan, atau vagina.
  • Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
  • Mudah marah dan depresi.
  • Ruam atau bintik di kulit.
  • Sesak napas.
  • Tubuh selalu terasa lemah.

Khitan dan hubungannya dengan HIV

Pria yang tidak khitan berisiko terinfeksi HIV sampai 2-8 kali lipat lebih tinggi daripada laki-laki yang sudah dikhitan. Virus HIV itu sendiri dapat menyebar lewat penetrasi seks tanpa kondom. Ketika penetrasi terjadi tanpa kondom, maka akan ada gesekan langsung antara kulit penis dan dinding vagina. Gesekan ini rentan menyebabkan luka lecet.

Luka ini dapat menjadi jalur masuk bagi virus dan bakteri penyebab penyakit, yang berasal dari air mani atau cairan vagina. Ketika seorang pria tidak khitan, uap air dapat terjebak antara penis dan kulit kulupnya. Sehingga, menciptakan lingkungan yang ideal bagi patogen penyebab penyakit untuk berkembang biak. Kulit kulup penis yang tidak disunat, sulit ditarik kembali juga dapat menimbulkan luka sekaligus menjebak virus dan bakteri di sekitarnya.

Pria yang tidak disunat juga lebih mungkin untuk menularkan setiap infeksi yang mereka miliki, termasuk infeksi ragi,infeksi saluran kencing (ISK), dan penyakit kelamin (terutama HPV dan HIV), misalnya herpes genital, bisul genital, chancroid, dan sifilis pada pasangan seksnya.

Penis yang tidak disunat bahkan juga bisa membuat pasangan wanita Anda memiliki risiko penyakit kelamin hingga lima kali lebih tinggi, termasuk herpes genital, trichomonas vaginalis, bacterial vaginosis, HPV menular seksual (yang menyebabkan kanker serviks), dan mungkin klamidia, daripada wanita yang berhubungan seks dengan pria yang sudah disunat.

Tidak ada kata terlambat untuk sunat. Tidak ada juga batas usia untuk sunat. Bagi pria yang ingin melakukan sunat dewasa, tidak perlu malu.

klik banner konsultasi via wa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jl. Taman Margasatwa Raya No. 14, RT.6/RW.1, Ragunan, Kec. Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

0811-9620-225

marketing@rumahsunatdrmahdian.com

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Daftar Sekarang