Chancroid merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang diakibatkan oleh infeksi bakteri hingga menyebabkan luka terbuka pada alat genital dan sekitarnya. Penyakit ini dapat menginfeksi laki-laki ataupun perempuan, menyebar melalui hubungan seksual dan dapat menular melakukan kontak kulit dengan luka yang terinfeksi.
Bakteri penyebab penyakit ini adalah Haemophilus ducreyi (H. ducreyi), menyerang jaringan di area genital dan menimbulkan luka terbuka. Apabila luka terbuka maka dapat mengeluarkan darah atau cairan yang nantinya dapat berisiko menularkan ke orang lain.
Gejala Chancroid
Biasanya gejala awal baru terlihat setelah tiga atau tujuh hari setelah terinfeksi yang dimulai dengan timbulnya benjolan berwarna merah pada area genital. Pada laki-laki, benjolan merah kecil ini terlihat pada kulup dan beberapa bagian penis. Sementara pada perempuan, benjolan berada di antara labia, anus, atau paha. Benjolan tersebut bisa berisi nanah dan ukurannya semakin besar. Apabila luka tersebut pecah, dapat meninggalkan luka terbuka berisi nanah (borok) yang rasanya nyeri.
luka akan mudah mengeluarkan darah jika disentuh, terasa nyeri saat berhubungan seksual dan berkemih. Selain itu juga disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening pada pangkal paha yang dapat pecah dan mengeluarkan nanah.
Pemeriksaan Chancroid
Chancroid merupakan salah satu penyakit menular seksual, sehingga perlu menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan keberadaan penyakit menular seksual lainnya, termasuk HIV/AIDS.
Pemeriksaan fisik di daerah genital dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini, termasuk pemeriksaan kelenjar getah bening di pangkal paha. Dalam melakukan pemeriksaan, dokter perlu memastikan bahwa tidak ada penyebab lain dari luka terbuka pada area genital, seperti sifilis. Pengobatan dapat dilakukan setelah Anda melakukan pemeriksaan oleh dokter.
Pencegahan Chancroid
Penderita penyakit ini perlu menghentikan kegiatan seksual. Pasangannya juga sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan dokter terutama apabila telah melakukan kontak seksual dengan penderita 10 hari terakhir. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penulran karena dalam kurun waktu tersebut infeksi H. ducreyi masih dapat dideteksi dan diobati. Pencegahan yang dapat dilakukan lainnya adalah dengan menerapkan perilaku seks yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom dan melakukan sunat. Seperti yang kita ketahui, sunat dapat membantu menurunkan risiko penyakit menular seksual. Laki-laki yang telah sunat, memiliki risiko paling rendah tertular chancroid, selain untuk dirinya sendiri juga untuk bermanfaat untuk pasangannya.
baca juga: Manfaat sunat dewasa