Disunat adalah tindakan medis yang sudah ada sejak dahulu sebagai tradisi dan budaya yang turun temurun. Sebagian pria melakukan sunat karena memiliki beberapa alasan seperti anjuran agama hingga alasan kesehatan. Sejarah sunat sendiri sudah cukup lama bahkan dalam beberapa peninggalan sejarah tradisi sunat sudah ada sejak zaman prasejarah.
Temuan terkait tradisi sunat, banyak terdapat pada gambar atau ukiran dalam gua yang seolah menceritakan ritual sunat dari zaman batu hingga penemuan pada zaman Mesir purba. Belum ada penjelasan mengenai tujuan sunat pria saat zaman tersebut. Namun dalam beberapa teori menyebutkan jika pada zaman tersebut, sunat merupakan bagian dari ritual pengorbanan atau persembahan, tanda kekalahan atau perbudakan, bentuk berserah pada Tuhan dan langkah menuju kedewasaan.
Manfaat Pria Disunat
Sunat memiliki tujuan utama untuk menjaga kebersihan dan juga kesehatan alat kelamin pria. Hal ini karena jika tidak sunat maka pada kepala penis akan terjadi penumpukan sisa kotoran, hingga smegma (bercak putih yang muncul pada kemaluan pria).
Smegma bisa menimbulkan aroma kurang sedap dan menjadi penyebab berkumpulnya bakteri ataupun kuman. Aroma pada area sekitar penis memang akan terlihat normal, namun jika terlalu kuat maka kemungkinan besar akibat kurang bersihnya area penis.
Menurut Asosiasi Dokter Anak di Amerika Serikat, sunat bermanfaat untuk mengurangi risiko kanker penis, infeksi saluran kemih dan juga penyakit menular seksual seperti HIV. Pro-kontra tindakan sunat memang masih terus berlangsung. Hal ini termasuk pada perbedaan penis pria yang sudah sunat atau belum saat berhubungan intim.
Dikutip dari Healthline (2021), berikut beberapa perbedaan penis pria yang sudah sunat dan tidak saat berhubungan seksual.
-
Sensitivitas
Kulup pada penis pria adalah bagian tubuh dengan neuron reseptor yang dapat bereaksi pada sentuhan meskipun kecil. Menurut Studi dari Michigan State University, menemukan fakta pada penis pria, jika bekas luka sunatan adalah bagian paling sensitif.
Setelah pria disunat, penis akan terlindungi. Ujung saraf pada penis akan lebih sensitif. Sementara itu, dalam sebuah studi dari Denmark menyebut jika peluang pria untuk mengalami ejakulasi dini ataupun masalah ereksi bukan karena tindakan sunat. Dua masalah tersebut umumnya bersumber karena faktor lain yang jadi masalah pada penis pria.
-
Kepuasan wanita
Pria yang tidak sunat akan sedikit beruntung karena memiliki kelebihan soal sensitivitas dan juga kepuasan. Namun, dalam perspektif wanita, penis pria yang sudah sunat cenderung membuat mereka lebih bergairah sehingga mempengaruhi kepuasan saat berhubungan seksual.
Dalam sebuah studi dari Denmark menyebutkan jika wanita cenderung merasa lebih terpuaskan saat berhubungan seksual dengan pria yang telah sunat daripada tidak. Hal ini berpengaruh pada tingkat kepuasan wanita saat melakukan hubungan seksual.
-
Nyeri yang wanita rasakan
Perdebatan soal pengaruh penis yang sudah sunat atau tidak saat berhubungan seksual terus menjadi pembicaraan. Wanita yang memiliki pasangan dengan penis yang sudah sunat mungkin mengalami nyeri tiga kali lebih ketimbang wanita yang memiliki pasangan dengan penis belum sunat. Hal ini karena penis pria cenderung lebih licin sehingga tidak membutuhkan pelumas terlalu banyak dan juga lebih mudah saat proses masturbasi.
-
Kebersihan
Walaupun pria yang tidak sunat memiliki bentuk penis yang baik, namun soal kebersihan mereka perlu menjalaninya secara ekstra. Dalam pandangan wanita, pria dengan penis yang sudah sunat cenderung lebih bersih. Kebersihan penis inilah yang berpengaruh dan menjadi faktor penentu kepuasan hubungan seksual.
-
Risiko infeksi
Pria yang tidak sunat memiliki kelembaban lebih pada area penis. Kondisi ini menyebabkan berkumpulnya bakteri untuk tumbuh. Terlebih saat melakukan hubungan seksual, pria dengan penis belum sunat bisa rentan terinfeksi bakteri vaginosis, jamur, infeksi saluran kencing hingga mencegah penyakit menular seksual.
