Hari Kesehatan Dunia, Tingkatkan Kesehatan Dengan Berkhitan

Hari kesehatan dunia atau world health day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 7 April. Sejak pertama kalinya ditetapkan sebagai hari kesehatan dunia oleh WHO pada tahun 1950 sampai saat ini,  yang berarti sudah 71 tahun. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia pada masalah kesehatan.

Melalui perayaan ini, WHO menghimbau kepada para pemimpin di seluruh dunia untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki kondisi hidup dan kerja yang kondusif untuk kesehatan yang baik. Pada saat yang sama, WHO mendesak para pemimpin ini untuk memantau ketidakadilan kesehatan dan untuk memastikan bahwa semua orang dapat mengakses layanan kesehatan yang berkualitas kapan dan di mana mereka membutuhkannya. 

baca juga: Sejarah Hari Kesehatan Dunia

Memperingati Hari Kesehatan Dunia Dengan Sunat

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memperingati hari kesehatan dunia, seperti melakukan kampanye kesehatan, mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis, penyulahan, dan sunat. Sunat? Salah satu hal yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan seseorang, khususnya para pria adalah dengan sunat atau khitan. Sunat atau sirkumsisi ini juga direkomendasikan oleh WHO dan telah terbukti manfaatnya bagi kesehatan.

Pengertian Sunat

Menurut WHO, sunat pada pria adalah salah satu prosedur pembedahan tertua dan paling umum di seluruh dunia. Dilakukan karena berbagai alasan: agama, budaya, sosial, dan medis.

Dalam medis, sunat atau sirkumsisi merupakan pembuangan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis. Di Indonesia, umumnya dilakukan saat anak menginjak usia masuk sekolah dasar. Namun, tidak menutup kemungkinan sunat juga dapat dilakukan di usia bayi maupun dewasa. Hanya saja, semakin bertambahnya usia tingkat kesulitannya semakin bertambah juga.

Sunat dapat dilakukan dengan beberapa metode, mulai dari konvensional sampai modern. Namun saat ini metode yang paling populer digunakan adalah metode sunat modern klem dan stapler. Metode sunat klem merupakan metode sunat yang paling direkomendasikan oleh WHO karena aman. Metode ini cocok untuk pasien anak.  Sementara metode sunat stapler direkomendasikan untuk pasien sunat dewasa.

baca selengkapnya: Metode Sunat Modern

Hubungan Sunat dan Kesehatan

Dalam keterangannya, WHO menyatakan terdapat bukti konklusif dari data observasi dan tiga uji coba terkontrol secara acak bahwa laki-laki yang disunat memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV).

WHO mencatat, bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa sunat dapat membantu mencegah infeksi saluran kemih, pembengkakan kelenjar dan kulup, kanker penis, beberapa penyakit menular seksual seperti chancroid dan sifilis, HIV, dan menularkan HPV yang menyebabkan kanker serviks ke pasangan wanita.  Dibandingkan dengan laki-laki yang telah disunat, mereka yang belum disunat berisiko terinfeksi HIV 2-8 kali lipat lebih tinggi.

Virus HIV menyebar melalui penetrasi seks tanpa kondom.  Saat melakukan penetrasi tanpa kondom, akan terjadi gesekan langsung antara kulit penis dengan dinding vagina. Gesekan tersebut rentan menyebabkan luka atau lecet. Kemudian luka tersebut dapat menjadi jalur masuk bagi virus dan bakteri penyebab penyakit, baik yang berasal dari air mani atau cairan vagina.

Pada laki-laki yang tidak disunat, uap air dapat terjebak di antara penis dan kulit kulup sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi patogen penyebab penyakit berkembang biak. Penis pun menjadi sulit dibersihkan. Selain itu, kulup laki-laki yang belum disunat sulit ditarik kembali yang juga dapat menimbulkan luka sekaligus menjebak bakteri disekitarnya.

Laki-laki yang tidak disunat juga lebih mungkin untuk menularkan setiap infeksi yang mereka miliki, seperti infeksi saluran kencing (ISK).  Juga penyakit kelamin, misalnya herpes genital, gonore, chancroid, dan sifilis. Sementara pada pasangan perempuannya, dapat berisiko mengalami penyakit kelamin lima kali lebih tinggi. Penyakit kelamin yang mungkin menginfeksi, seperti  herpes genital, trichomonas vaginalis, bacterial vaginosis, kanker serviks dan mungkin klamidia. Oleh sebab itu, kebanyakan perempuan lebih menyukai laki-laki yang sudah disunat karena lebih bersih dan sehat.

baca juga: Mengenal Penyakit Menular Seksual

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jl. Taman Margasatwa Raya No. 14, RT.6/RW.1, Ragunan, Kec. Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

0811-9620-225

marketing@rumahsunatdrmahdian.com

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Daftar Sekarang